Ini cerita dari temanku, Kamal dan Nuy, yang ikut pelantikan anggota Teater. Cara yang digunakan senior waktu itu adalah setiap calon anggota ditutup matanya dan disuruh masuk ke dalam ruangan Teater yang gelap. Selain dilaksanakannya di jam 12 malam, ruangan yang satu ini kabarnya punya banyak aura menakutkan. Nah, waktu itu Kamal cuma dikasih sekotak korek api dan berusaha cari lilin di dalam ruangan yang selanjutnya digunakan untuk penerangan menjawab soal-soal.
Tapi, yang namanya korek api pasti cepat mati kan, perlu banyak usaha untuk menyalakan lilinnya. Katanya, di dalam ruangan itu cuma ada 3 orang, Kak Irsan yang naburin beras, Kak Omo yang pura-pura tidur, dan Kak Muhil yang bertugas jadi penjaga. Tapi, sewaktu Kamal duduk bersila, tiba-tiba aja ada yang megang pundak Kamal. Kalau Nuy, dia merasa ada yang menyandarkan kepala ke bahunya. Dia sih pura-pura cuek aja, mungkin salah satu diantara ketiga senior itu yang jahil sama dia. Tapi, setelah acara selesai, nggak ada yang ngaku ngelakuin apa-apa, tiga senior itu sebenarnya punya tugas jagain mereka dan Kak Irsan doang yang iseng naburin beras.
Cerita lainnya juga muncul dari meninggalnya orang pacaran karena jatuh dari tangga gudang, terus juga anak kecil yang lagi main dan badannya hangus karena terpanggang (entah apa), dan suara-suara semacam jeritan dan tangisan yang sering terdengar di pojok-pojok sekolah. Malah aku juga pernah merasakan ‘suasana’ itu saat mengambil foto lorong ruangan Kepala Sekolah untuk tugas reporterku.
Yah, nggak heran lah karena dulunya bangunan ini pernah digunakan di zaman Belanda dan sempat ada perselisihan tentang hak miliknya. Semoga ‘mereka’ nggak mengganggu kami ya.
http://youtu.be/IicUNjY8Fns
by.asysyifaahs♥
Hih, nyeremin banget yah. :|
ReplyDeleteMasih banyak sebenarnya :D
Delete