“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar
mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali (biasa) terlihat). Dan hendaklah
mereka menutup kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya
(auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami
mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau
saudara-saudara laki mereka, atau putra-putra saudara-saudara perempuan mereka,
atau perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki,
atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan
janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang
beriman, agar kamu beruntung.”
(Q.S. An-Nur [24] : 31)
Kita masuk ke hari 15, hari sebenarnya di tanggal ini.
Alhamdulillah ya, nggak kerasa udah setengah bulan jalanin #1Hari1Ayat,
ternyata nggak terlalu sulit, walau kadang-kadang mempersulit diri sendiri.
Mwehehe...
Tadi ayatnya berkaitan dengan muslimah, aurat, dan alat
untuk menutupi auratnya itu sendiri. Nggak, Syifa nggak bakal bahas makna
ayatnya, lebih kepada cerita Syifa aja ya :D
Beberapa tahun lalu, mungkin pas SMP, sebelumnya Syifa
jarang pakai kerudung kecuali kalau bukan ke sekolah. Dan karena hidup hanya di
rumah dan di sekolah, maksudnya jarang keluar rumah banget, alhasil pakai
pakaian pun seadanya.
Kalau orang lain harus banyak mikir tentang baju apa yang
dipakai, Syifa pas SMP nggak gitu, asal pakai dan bikin nyaman aja.
Ternyata..., nggak bisa gitu, ada aturan sendiri bagi muslimah yang sudah
baligh khususnya, utamanya harus menutup aurat.
Syifa bukanlah seseorang yang in banget sama mode fashion
terbaru, malah bisa dikatakan nggak pernah tahu jenis-jenis fashion kayak apa, saking nggak mau
taunya. Waktu itu, saat tren hijab lagi marak-maraknya yang kerudungnya
dieksplorasi biar nggak mainstream, Mamah nuntut banget Syifa buat bisa kayak
gitu. Dan di saat teman-teman sekolah pusing download video tutorial hijab, Syifa mah simple aja, beli kerudung yang langsung dipakai.
Jujur, kurang suka sama kerudung yang dililit-lilit gitu,
aneh aja gitu lihatnya, katanya sih semakin banyak lilitan semakin shalehah,
tapi kalau dilihat kepalanya malah kegedean. Waduuh... Bukan karena saat itu
Syifa belum paham, tapi memang kalau dilihat kok jadi aneh, ya mungkin tiap
orang punya selera masing-masing lah ya.
Dan kalau diminta Mamah buat pakai tren hijab gitu, Syifa
malah pakai kerudung yang biasa aja, ya yang biasa tapi tetap mengulur sampai
dada dan nggak menerawang. Karena menurut pengetahuan dangkal Syifa, Allah mah
nggak akan lihat seberapa banyak lilitannya, tapi seberapa ikhlas dan syar’i
nya kerudung/khimar/jilbab/hijab yang kita pakai. InsyaAllah..., kalau niatnya
ikhlas, Allah suka kok :)
Post a Comment
Thanks for coming. I am glad you have reading this so far.
♥, acipa