Hari ke-2 (Sabtu,
7 April 2012) Bagian 1
Di hari kedua ini, setelah bangun pagi *takut salah paham, waktu itu Syifa lagi halangan
buat shalat* dan udah siap-siap pakai seragam, rencananya semua peserta dan
pendamping
bakalan pergi mengunjungi SMPN 7 Bandung dan SMPN 11 Bandung untuk kegiatan
studi banding. Nah,
peserta dari Kab. Bandung Barat dapat
giliran mengunjungi SMPN 11 Bandung. Horee dulu dong \^_^/
Setelah
sarapan pagi seperti biasa dan bersiap bawa peralatan *bukan peralatan tukang
ya, tapi peralatan tulis* kita menaiki bus untuk berangkat ke tujuan. Oh iya,
Syifa dan kawan-kawan dari Kab. Bandung Barat dapat bagian kelompok C dan nomor
busnya 4 *yes, 4* bersama dengan perwakilan dari Kota Depok dan Kabupaten
Cianjur.
Nah, setelah
digiring masuk *digiring lagi, haha* menuju halaman sekolah SMPN 11 Bandung,
ada acara pembukaan dulu nih. Dibawakan oleh dua MC kelas 7 *Syifa kira mereka
itu kelas 9 atau kelas 8* yang berbahasa Indonesia dan English. Terus, ada juga
penampilan Paduan Suara 11 yang membawakan Lagu Mars UKS, pokoknya kereeennnn
dehhh!!!
Setelah
acara pembukaan yang juga disambut oleh seluruh siswa/i 11, kita diajak dulu
buat penyambutan oleh Kepala Sekolah SMPN 11 Bandung di lantai 2. Ini dia
jepretannya:
Nah, yang pakai kerudung di depan ini, Nisa.
Sebelahnya Melinda, belakang Melinda itu Gusvira. Yang sebangku sama Gusvira,
siapa ya????
Kalau yang
cowok tau dong siapa? Iya, Giat. Yang di belakang Giat yang lagi merem
*kejepret pas merem ya* itu Rina, sebelahnya itulah Mila :D
Setelah penyambutan
dari Kepala Sekolahnya, kita juga dapat ilmu baru dari siswi SMPN 11 Bandung
yang mempresentasikan mengenai kontribusi mereka terhadap lingkungan dan
kesehatan, yakni presentasi dari Ria Putri tentang Jamban BSJ dan Arlian
tentang Zero Waste-nya. Oh iya, mereka juga calon Duta Sanitasi yang ikut tahun
2012 juga, lho.
Penanganan
sanitasi di SMPN 11 Bandung memang bagus. Nggak salah, sekolah yang dulunya itu
bisa dibilang ‘kumuh’ karena bangunannya yang dekat dengan sawah sekarang ber-abrakadabra
jadi Sekolah Hijau. Bahkan, FYI aja nih ya, SMPN 11 Bandung udah dapat prestasi
Sekolah Titik Pantau Adipura tahun 2010 dan bahkan menyabet gelar Bandung Green
School di tahun 2011.
Nggak cuma
itu, prestasi siswa-siswinya juga udah bejibun banget nih. Salah satunya, yang
juga merupakan idola aku, Kak Amilia Agustin yang jadi Youth Change Makers, Duta Sanitasi Jabar 2010, dan dapat
penghargaan dari SATU Indonesia Award, bahkan Kak Ami ini pernah jadi nominasi
di salah satu kategori penghargaan di Liputan 6, lho. Wuuuiiiihhhh, kurang
keren apa coba? :D
Nah, setelah
dapat penyambutan dan presentasi tadi, kita mulai meninjau sekolah itu.
Kebetulan, kelompok C dapat bagian untuk ke Pengolahan Sampah terlebih dahulu.
Kerennya disebut Zero Waste School, ZWS ini dikelola oleh Arlian dan
kawan-kawan. Program ini sebenarnya ide brilliant dari Kak Ami, kemudian
dialih-tangankan ke Arlian Puri ini xD
Setelah
berbincang-bincang mengenai proses pengolahan sampah organik dan anorganik kita
goes to on ke UKS 11. Disana, UKS-nya lumayan luas, hampir sama kayak kelas
seperti biasa. Beda sama UKS di sekolah Syifa, ukurannya cuma 2x2 meter x_x
Hihihi…
Nggak cuma
ukuran UKS-nya aja yang luas, lemari obat-obatannya juga lengkap banget. Kata
Ketua PMR-nya nih, obat-obatan ini dipasok dari Puskesmas terdekat. Jadi, kalau
obat-obatannya habis, PMR bisa langsung call-calling Puskesmas. Buat apa? Ya,
buat minta obatlah. Haha…
Oh iya,
karena orang sakit itu nggak bisa diprediksi kapan datangnya *ya iyalah*. Jadi,
tugas anggota PMR ada 2 waktu. Emang karena jadwal sekolahnya ada 2, yaitu pagi
dan siang, jadi tugas anggota PMR di UKS dibagi 2. Gini maksudnya, kalau si ‘A’
dapat sekolah pagi, dia jaga di UKS bagian siangnya. Begitupun kalau yang sekolah
siang, jaganya di jam pagi.
Selesai
melihat-lihat UKS, kita ke Stand Pameran dulu nih. Yang pertama itu, stand
mengenai komunitas memasak. Pas Syifa lihat di madingnya, mereka juga bikin
tulisan tentang dunia memasak, kayak resep-resep makanan, tips memasak, sampai
cara membuat celemek juga ada. Dan yang pasti, di mejanya juga ada
makanan-makanan yang dijual, ada sosis goreng, french fries, dan makanan ringan
lainnya yang pasti enak, sehat, dan ditanggung HALAL J
Selanjutnya
kita ke stand galeri hasil kreasi daur ulang. Eh mungkin lebih tepatnya, galeri
siswa, soalnya disana nggak hanya daur ulang aja, tapi kreasi siswa juga
dikumpulkan disana. Kayak tempat sampah multifungsi, komik kampanye, poster
tentang HIV-AIDS, dan lain-lain. Oh iya, SMPN 11 Bandung juga pernah diliput belia Pikiran Rakyat dalam rubrik skul.
Dan, Arlian juga pernah jadi CeBel-nya alias Cewek Belia. Keren kan?
Jadi,
awalnya *cerita Ria*, dia bersama dengan Bu Nia, guru sekolahnya sedang
cerita-cerita tentang sebuah jamban yang bersih di sebuah SMA di Kota Bandung.
Nah, gagasan Ria saat itu, kenapa nggak SMPN 11 Bandung juga punya jamban yang
mirip gitu. Terlebih, saat itu, banyak siswi perempuan yang sering izin pulang
*tidak menyelesaikan jam sekolahnya* dikarenakan pada saat menstruasi sering
bocor *maaf*.
Maka dari
itu, bermodalkan 300 ribu dan jamban yang awalnya nggak layak, berubah jadi
jamban yang super-duper bersih. Aturan untuk masuk ke jamban BSJ ini adalah,
yang pertama kita harus lepas sepatu dan menggunakan sandal yang disediakan,
kemudian saat mengganti pembalut, kita nggak perlu beli ke Bibi Kantin, soalnya
di BSJ ini udah disediakan pembalut berbagai merk *nggak ada yang mensponsori
blog ini, jadi nggak bakal dipost merk apa aja, huhuhu*. Terus juga, disitu
sudah disediakan under-wear berbagai ukuran, jadi kita nggak perlu pulang
hingga meninggalkan jam pelajaran.
Be-eS-Je,
alias Bersih, Sehat dan Jujur. Kenapa disebut BSJ?
1.
Bersih. Bersih disini maksudnya, jamban ini khusus
untuk membersihkan kotoran menstruasi yang menganggu siswa akibat kebocoran.
2.
Sehat. Kalau udah bersih dan nggak bocor lagi,
InsyaAllah kita bakal sehat. Kalau misalkan, kita membiarkan kebocoran terus
menerus tanpa mengganti pembalutnya, bahaya yang paling rentan adalah terserang
kanker serviks.
3.
Jujur. Ini poin juga nggak kalah pentingnya. Poin ini
dilihat dari kejujuran siswi membayar pembalut dan celana dalam. Kalau
misalkan, siswi tersebut tidak bisa membayar saat itu juga, dia cukup
menuliskan di kertas yang sudah tersedia, mulai dari nama, kelas, dan berapa
banyak pembalut dan celana dalam yang dipakai. Barulah, esoknya ia membayar.
Harganya juga nggak mahal kok. Untuk 1 pembalut, harganya 500. Dan celana
dalam, harganya 5000.
Emang sih, kendala itu selalu ada, misalkan yang nggak
haid malah ke jamban BSJ, atau bahkan masuk ke BSJ tanpa menggunakan sandal.
Lebih parahnya lagi, ngambil pembalut dan/atau celana dalam tanpa membayar.
Tapi itulah, yang jadi alasan kenapa masih dipertahankannya BSJ di SMPN 11
Bandung ini J
Setelah puas meninjau sarana sanitasi sekolah, kita
berkumpul di halaman depan SMPN 11 Bandung. Ngapain? Buat foto-foto dulu.
Hahaha… Setelah itu, baru deh kita balik lagi ke hotel dan istirahat *sejenak*.
Pukul 14.00 WIB nanti kita juga bakal melaksanakan yang ‘seharusnya’ yaitu
Lomba Karya Tulis dan Karya Poster. Baiklah, tunggu ceritanya di next blog post
;)
Post a Comment
Thanks for coming. I am glad you have reading this so far.
♥, acipa